GUNUNG PAPANDAYAN (ulasan tentang kekecewaan)

Gunung Papandayan merupakan salah satu gunung yang dianggap ramah bagi para pendaki, baik pendaki pemula maupun pendaki perofesional, gunung dengan tinggi 2.665 mdpl ini memiliki sejuta pesona dengan keindahan kawah yang terhampar, keajaiban hutan mati serta keelokan podok Saladah dan tegal alun disamping keindahan tersebut masih banyak keindahan yang masih belum tereksplor oleh kebanyakan orang, bagi yang berkantong tebal disanapun akan dimanjakan oleh pedagang yang ada disekitar pondok saladah.

Akses untuk menggapai keindahan tersebutpun tidaklah sulit, kita hanya berjalalan kaki kurang lebih selama 2-3 dari camp david (parkiran). Meskipun mudah jangan mengharapkan tanpa hambatan jika kita menggunakan alat transportasi berupa truk militer maupun bus dan sejenisnya yang pada dasarnya adalah kendaraan massal yang mampu mengangkut banyak orang  untuk menuju kesana, beberapa bulan terakhir pengelola menerapkan peraturan yang kami nilai sebagai hal yang menggelitik, dimana setiap pendaki “pas-pasan” (yang mendaki berbarengan) harus merogoh kocek yang lebih dalam lagi karena para pendaki “diwajibkan” untuk turun dari kendaraan dan melanjutkan perjalanan menggunakan mobil pickup yang dikelola oleh warga dan aparatur desa serta muspika setempat, meskipun kita sudah booking mobil untuk sampai ke camp david, sementara pengguna mobil pribadi dapat melenggang masuk tanpa hambatan. 

Gunung yang dikelola oleh BKSDA Jabar II itupun tak ayal mendapat sorotan dari pendaki “pas-pasan” seperti kami, jika kita kaji lebih jauh kebijakan tersebut menimbulkan efek kerusakan bagi hutan sekitar camp david, jika kebijakan tersebut terus diterapkan maka akan memaksa pengelola untuk menambah areal parkir yang ada tentunya dengan mengorbankan hutan sekitar seperti terlihat dari ilustrasi yang coba kami buat.







Pertanyaanya lalu, kenapa harus mobil kecil yang dapat masuk ke areal camp david bukan mobil angkutan massal yang dapat “mengirit” lahan parkir.
Dan hal yang paling mengkhawatirkan bagi kami pendaki “pas-pasan” bukan miskinnya kami karena kebijakan tersebut, melainkan rusaknya hutan disekitar camp david.
Tentunya kita harus mencari solusi yang bijak sehingga alam akan tetap lestari dan dapat dinikmati sampai generasi yang akan datang.

diolah dari berbagai sumber dan pengalaman.......

1 comment: